PEDANG PERUBAHAN
Jangan
kamu menyangka bahwa aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
Dalam pandangan gereja secaa universal bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah
yang diutus ke tengah dunia untuk mewartakan kerajaan Allah yaitu : kerajaan
yang penuh dengan rasa damai. Ia mengutus putra-Nya kedunia melalui jalan yang
sangat sederhana. Kesederhanaan-Nya diawali dengan penjelmaan menjadi manusia
melalui perawan Maria yang kemudian melahirkan Dia disebuah kandangn yang hina.
Namun kesederhanaan-Nya yang dalam konteks kita dewasa ini diluar kategori
kita. Tetapi menjadi kado terindah bagi kita umat manusia.
Yesus
datang untuk memisahkan kita dari kematian duniawi kita. Ia ingin merubah
kematian menjadi kehidupan. Dalam perikop (Mat. 10:34-35) diungkapkan juga kisa
diantara keluarga. Bahwa kasih itu tidak lebih dari kasih terhadap Yesus
Kristus. Barang siapa mengasihi anak laki-laki dan perempuannya lebih
daripada-Ku, ia tidak layak bagiku. Mencermati sabda Yesus ini terlintas dalam
benak saya, sebuah Tanya tentang maksud sabda Yesus ini bagi kita dewasa ini ?
inti terdalam yang ingin disampaikan kepada kita adalah pemahaman bahwa Kristus
Yesus datang untuk membawa pedang perubahan. Pedang dimengerti sebagai memecah
belah antara yang baik dengan yang jahat. Entah itu dalam perbuatan atau tutur
kata. Yesus Kristus sebetulnya mau memisahkan manusia dari keegoisannya
(penyembahan kepada harta), untuk membangun relasi mesra dengan sesame manusia
dan menggantungkan diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya. Ia menginginkan kita
untuk mencintai diri-Nya lebih dari segala sesuatu karena dengan demikian kita
akan diantar-Nya kedalam perguliran bersama waktu. Tidak ada cinta yang lebih
besar dari pada cinta seorang sahabat yang mengorbankan nyawanya demi
sahabt-sahabatnya.
Kristus
tidak meminta kita sedemikian hebat. Ia hanya membutuhkan relasi kita yang baik
yang kita utarakan dalam praktik-praktik sederhana dalam kehidupan kita
sehari-hari. Misalkan di Seminari ketika teman kita sedang sakit, kita harus
merawat dia, ketika mengalami kekurangan kita menolongnya, ketika ia menangis
karena ingat orang tua, kita datang menghiburnya. Karena ia datang membawa
pedang cinta kasih untuk mengumpulkan kembali orang-orang yang tercerai berai
dalam satu hidup kebersamaan untuk senantiasa menjaddi gembala bagi yang lain
dalam semangat cinta kasih. Amin
By :
Chois Baga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar