Kamis, 05 Desember 2013

Renungan




PEDANG PERUBAHAN


Jangan kamu menyangka bahwa aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Dalam pandangan gereja secaa universal bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah yang diutus ke tengah dunia untuk mewartakan kerajaan Allah yaitu : kerajaan yang penuh dengan rasa damai. Ia mengutus putra-Nya kedunia melalui jalan yang sangat sederhana. Kesederhanaan-Nya diawali dengan penjelmaan menjadi manusia melalui perawan Maria yang kemudian melahirkan Dia disebuah kandangn yang hina. Namun kesederhanaan-Nya yang dalam konteks kita dewasa ini diluar kategori kita. Tetapi menjadi kado terindah bagi kita umat manusia.
Yesus datang untuk memisahkan kita dari kematian duniawi kita. Ia ingin merubah kematian menjadi kehidupan. Dalam perikop (Mat. 10:34-35) diungkapkan juga kisa diantara keluarga. Bahwa kasih itu tidak lebih dari kasih terhadap Yesus Kristus. Barang siapa mengasihi anak laki-laki dan perempuannya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagiku. Mencermati sabda Yesus ini terlintas dalam benak saya, sebuah Tanya tentang maksud sabda Yesus ini bagi kita dewasa ini ? inti terdalam yang ingin disampaikan kepada kita adalah pemahaman bahwa Kristus Yesus datang untuk membawa pedang perubahan. Pedang dimengerti sebagai memecah belah antara yang baik dengan yang jahat. Entah itu dalam perbuatan atau tutur kata. Yesus Kristus sebetulnya mau memisahkan manusia dari keegoisannya (penyembahan kepada harta), untuk membangun relasi mesra dengan sesame manusia dan menggantungkan diri sepenuhnya kepada kehendak-Nya. Ia menginginkan kita untuk mencintai diri-Nya lebih dari segala sesuatu karena dengan demikian kita akan diantar-Nya kedalam perguliran bersama waktu. Tidak ada cinta yang lebih besar dari pada cinta seorang sahabat yang mengorbankan nyawanya demi sahabt-sahabatnya.
Kristus tidak meminta kita sedemikian hebat. Ia hanya membutuhkan relasi kita yang baik yang kita utarakan dalam praktik-praktik sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari. Misalkan di Seminari ketika teman kita sedang sakit, kita harus merawat dia, ketika mengalami kekurangan kita menolongnya, ketika ia menangis karena ingat orang tua, kita datang menghiburnya. Karena ia datang membawa pedang cinta kasih untuk mengumpulkan kembali orang-orang yang tercerai berai dalam satu hidup kebersamaan untuk senantiasa menjaddi gembala bagi yang lain dalam semangat cinta kasih. Amin

By : Chois Baga





Tidak ada komentar:

Posting Komentar